Pages

Subscribe:

Selasa, 09 Oktober 2012

KVJ


Dialog ini memang terjadi di tempat yang jauh dari rasa haru, tapi aku akan menyimpan setting, aktor/aktris, alurnya sebagai sebuah rahasia untuk menghargai dia. 

Setiap tanggal 28 kawan-kawan dan aku menerima uang saku sebesar 850ribu (siapa kawan-kawan dan aku serta uang saku apa, tidak usah ditanyakan). Dan 28 September kemarin adalah uang saku pertama kami, karena di setiap semesternya kami memperoleh uang buku sebesar 1juta, maka total yang kami terima adalah 1juta850ribu rupiaaaaah.
Ada bermacam-macam kebijakan yang kawan-kawanku buat. Ada yang menyimpan uang seutuhnya dan entah darimana dia akan bertahan hidup, ada yang mengambil sebagian, ada pula yang mengambil utuh. Awalnya aku merasa aneh. Tapi setelah aku pikir-pikir, kemungkinannya ada banyak. Bisa jadi mereka akan membayar hutang, bisa jadi mereka masih ada banyak uang, bisa jadi mereka ingin menginvestasikannya, dan bisa jadi bisa jadi yang lain.
Tapi perhatianku tertarik pada seorang kawan yang ku beri inisial KVJ. Pernah ku baca bahwa apabila ingin cita-citamu terwujud, mulailah dengan bersikap bahwa kamu sudah dan sedang menjadi cita-cita itu. Maka jadilah aku bersikap sebagai seorang psikolog profesional (avighanam), aku memperhatikan gerak-gerik KVJ beserta semua faktor-faktor yang terjadi padanya.
Pertama aku memperhatikan menu makan KVJ setiap hari. Kemudian apakah dia melakukan belanja bulanan di indomaret seperti teman-teman yang lain. Apakah dia membeli selusin buku-buku kuliah. Dan tentunya apakah ada sesuatu baru yang dia kenakan.
Ternyata semuanya jauh dari ekspektasiku, Dugaan ke 2, 3, 4 ternyata menghasilkan jawaban tidak. Dan untuk perhatian pertama, jawabannya adalah menu makannya sama saja saat dia tidak ada uang lagi (bokek). Aku mulai berpikir keras (lebay dikit). Namun ternyata bukan aku saja yang memperhatikan KVJ, kawan lain bernama TNC ternyata berpikiran sama. Hingga tibalah kami bertiga pada sebuah percakapan :

Me : KVJ, duit lu kmana aja? udah awal bulan gini makan yang mewah kek sekali-sekali biar lu betah..
KVJ : naaa itu.. gw kagak ngerti, gw aja bingung manage uangnya.. padahal gak ada beli apa-apa..
TNC : lu jadi kredit laptop?
KVJ : kayaknya jadi, gw butuh banget..
Me : tapi kan gak kredit harganya 7 juta, dikredit jadi 10 juta, buseeettt..
TNC : minta duit sama bokap aja lah.. buat jangka panjang tau.. gak usah gengsi..
KVJ : lu semua gak ngerti, gw gak mungkin minta mereka nanggung biaya apapun (sambil senyum)
TNC : kenapa? lu anak tunggal kan? lu di bawah tanggungan mereka cui..
KVJ : gak bisa..
TNC : kenapa emang?
KVJ : bokap nyokap gw gak bisa baca, gak bisa tulis, mereka sekarang kerja sesuai sama keterbatasan mereka. gw gak punya rumah, gak punya tanah, sebelum gw d Jakarta gw tinggalnya ngekos bertiga, 1 kamar kecil. gw gak mungkin membebani mereka, gw aja dulu SMA sambil kerja buat menuhin keperluan sekolah gw. makanya gw skrg dsini gamau ngerepotin mereka lagi *hening*
Me : *pukpuk tapi bukan berarti disini jadi ngirit kan? hemat boleh, irit jangan.. lu hemat, apalagi masalah makan, trus lu sakit, dirawat d rumah sakit, makin bengkak kan biayanya?
KVJ : iyaa.. makanya satu yg gw syukuri dari smua ini adalah pada akhirnya gw dibawa ke tempat ini dan dipertemukan pada orang-orang ky kalian yang gak masalahin siapa gw..

huuuuft. that's life. hidup ini keras. tapi bukankah semangatmu jauh lebih keras? :)

4 komentar: